Hutan di Indonesia memiliki tumbuhan yang beraneka
ragam, terutama yang berbentuk pohon. Secara keseluruhan, di Indonesia terdapat
+ 40.000 jenis tumbuhan, 25.000 – 30.000 jenis di antaranya adalah tumbuhan
berbunga, yang merupakan 10 % dari seluruh tumbuhan berbunga di dunia. Kekayaan
hutan yang melimpah ruah tersebut meberikan manfaat kepada penduduk Indonesia
maupun bangsa lain. Berikut beberapa contoh Hasil Hutan Non kayu:
1. Rotan
Rotan adalah
sekelompok palma dari puak (tribus) Calameae yang memiliki habitus memanjat,
terutama Calamus, Daemonorops, dan Oncocalamus. Puak Calameae sendiri terdiri
dari sekitar enam ratus anggota, dengan daerah persebaran di bagian tropis
Afrika, Asia dan Australasia. Ke dalam puak ini termasuk pula marga Salacca
(misalnya salak), Metroxylon (misalnya rumbia/sagu), serta Pigafetta yang tidak
memanjat, dan secara tradisional tidak digolongkan sebagai tumbuhan rotan.
Sebagian besar rotan berasal dari hutan di Indonesia, seperti Sumatra, Jawa,
Borneo, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Indonesia memasok 70% kebutuhan rotan
dunia.
2. Damar
Damar adalah
hasil sekresi (getah atau gum) dari pohon Shorea sp., Vatica sp., Dryobalanops
sp., dan lain-lain dari suku meranti-merantian atau Dipterocarpaceae. Damar
digunakan dalam makanan, sebagai pembuat keruh (clouding agent) atau pembuat
mengkilap (glazing agent, dan dalam kemenyan, vernis, dan produk-produk lain.
"Vernis damar" (Dammar varnish), terbuat dari getah damar yang
dicampur dengan terpentin, diperkenalkan sebagai vernis gambar pada tahun 1826,
biasanya dipakai dalam lukisan minyak, baik dalam proses pembuatan lukisan
maupun setelah lukisan selesai.
3. Kapur Barus
Kapur barus
atau kamper adalah zat padat berupa lilin berwarna putih dan agak transparan
dengan aroma yang khas dan kuat. Zat ini adalah terpenoid dengan formula kimia
C10H16O. Zat ini ditemukan dalam kayu tanaman jenis pohon laurel kamper
(Cinnamomum camphora), pohon besar yang ditemukan di Asia, terutama di
Sumatera, Kalimantan dan Taiwan, juga pohon Dryobalanops aromatica, pohon besar
yang tumbuh di hutan Kalimantan. Kamper juga dapat disadap dari pohon-pohon
jenis lain dari keluarga laurel, misalnyaOcotea usambarensis. Daun rosemary
kering (Rosmarinus officinalis), dan keluarga tanaman mint lainnya juga
mengandung hingga 20% kamper. Kapur barus juga dapat dibuat secara sintetis
dari terpentin. Zat ini biasanya digunakan sebagai wewangian, sebagai bumbu
makanan (hanya di India), serta sebagai cairan pembalseman, untuk keperluan
obat-obatan, kimia, ataupun upacara keagamaan. Bahan pembuat kamper utama di
Asia adalah selasih kamper.
4. Kemenyan
Kemenyan
diperoleh dari pohon jenis Boswellia dalam keluarga tumbuh-tumbuhan
Burseraceae, Boswellia sacra. Yang biasa digunakan untuk pembuatan wewangian
berbentuk kristal yang digunakan dalam dupa dan parfum.
5. Gambir
Gambir adalah
sejenis getah yang dikeringkan yang berasal dari ekstrak remasan daun dan
ranting tumbuhan yang bernama sama (Uncaria gambir Roxb.). Dengan fungsi adalah
sebagai campuran obat, seperti sebagai luka bakar, obat sakit kepala, obat
diare, obat disentri, obat kumur-kumur, obat sariawan, serta obat sakit kulit
(dibalurkan). Gambir digunakan pula sebagai bahan penyamak kulit dan bahan
pewarna tekstil
6. Kopal
Kopal adalah
hasil olahan getah (resin) yang disadap dari batang damar (Agathis dammara) dan
beberapa Agathis lainnya) serta batang dari batang pohon anggota suku
Burseraceae (Bursera, Protium). Kopal merupakan bahan dasar bagi cairan pelapis
kertas supaya tinta tidak menyebar. Bahan ini juga dipakai sebagai campuran lak
dan vernis. Kandungan kopal adalah asam-asam resinol, resin, dan minyak atsiri.
Penggunaannya adalah sebagai bahan perekat pada penambal gigi dan plester,
campuran lak dan vernis. Minyak kopal diperoleh dari penyulingan dan digunakan
sebagai campuran parfum. Kopal sering dianggap sebagai atau dijadikan pengganti
batu damar, dan dijadikan mata cincin.
7. Gondorukem
Gondorukem
(resina colophonium) adalah olahan dari getah hasil sadapan pada batang tusam
(Pinus). Gondorukem merupakan hasil pembersihan terhadap residu proses
destilasi (penyulingan) uap terhadap getah tusam. Hasil destilasinya sendiri
menjadi terpentin. Di Indonesia gondorukem dan terpentin diambil dari batang
tusam Sumatera (Pinus merkusii). Di luar negeri sumbernya adalah P. palustris,
P. pinaster, P. ponderosa, dan P. roxburghii. Penggunaannya antara lain sebagai
bahan pelunak plester serta campuran perban gigi, sebagai campuran perona mata
(eyeshadow) dan penguat bulu mata, sebagai bahan perekat warna pada industri
percetakan (tinta) dan cat (lak)
8. Terpentin
Terpentin adalah
bahan cair berwarna kuning muda hingga coklat yang diperoleh dari olahan getah
berbagai pohon pinus (P. halepensis, maritima, cembra, palustris, dll). Di
Indonesia, getah tersebut diperoleh dari pohon tusam (Pinaceae merkusii). Ia
berbentuk massa lekat (cairan lengket) berwarna kekuningan dengan bau balsam. Getah
tersebut bila disuling akan menghasilkan minyat atsiri (yaitu dicampur dengan
air dalam proses suling) dan residu lain, misalnya rosin. Manfaat terpentin
banyak dipakai sebagai bahan pembuat cat minyak, mutu paling murni dipakai
untuk kepentingan farmasi, dan sisanya dipakai untuk rosin atau gondorukem.
9. Bambu
Bambu adalah
tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya. Bambu
memiliki banyak tipe. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru. Di dunia
ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan pertumbuhan paling cepat. Karena
memiliki sistem rhizoma-dependen unik, dalam sehari bambu dapat tumbuh
sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih, tergantung pada kondisi tanah dan
klimatologi tempat ia ditanam. Di Indonesia, bambu sering digunakan sebagai
alat musik tradisional yang menjadi ciri khas masing-masing daerah Indonesia.
Salah satu contohnya adalah Angklung dan Seruling yang berasal dari Sunda
10. Sutra Alam
Sutra atau
sutera merupakan serat protein alami yang dapat ditenun menjadi tekstil. Jenis
sutra yang paling umum adalah sutra dari kepompong yang dihasilkan larva ulat
sutra murbei (Bombyx mori) yang diternak (peternakan ulat itu disebut
serikultur).
11. Minyak Kayu Putih
Minyak kayu
putih (cajuput oil, oleum-melaleuca-cajeputi, atau oleum cajeputi) dihasilkan
dari hasil penyulingan daun dan ranting kayu putih (M. leucadendra). Minyak
atsiri ini dipakai sebagai minyak pengobatan, dapat dikonsumsi per oral
(diminum) atau, lebih umum, dibalurkan ke bagian tubuh. Khasiatnya adalah
sebagai penghangat tubuh, pelemas otot, dan mencegah perut kembung.
12. Madu
Madu adalah
cairan yang menyerupai sirup, madu lebih kental dan berasa manis, dihasilkan
oleh lebah dan serangga lainnya dari nektar bunga. Jika Tawon madu sudah berada
dalam sarang nektar dikeluarkan dari kantung madu yang terdapat pada abdomen
dan dikunyah dikerjakan bersama tawon lain, jika nektar sudah halus ditempatkan
pada sel, jika sel sudah penuh akan ditutup dan terjadi fermentasi. Jenis lebah
yang paling efektif menghasilkan madu adalah lebah dengan jenis Apis dorsata.
0 komentar:
Post a Comment