Apabila kondisi bahan bakar dan cuaca memungkinkan terjadinya penyalaan
api dan kebakaran hutan terjadi, dikenal tiga tipe kebakaran hutan yaitu api
permukaan, api tajuk dan api dalam tanah.
Berikut penjelasan dari ketiga tipe kebakaran hutan tersebut.
Kebakaran permukaan (surface fire)
Kebakaran permukaan membakar bahan-bahan yang tersebar pada permukan
lantai hutan, misalnya serasah, cabang dan ranting mati yang gugur dan tumbuhan
bawah. Dengan keberadaan O2 sangat melimpah terlebih dibantu adanya
angin, kebakaran permukaan disertai nyala api cukup besar berbentuk agak
lonjong. Api permukaan bergerak relatif cepat sehingga tidak membakar semua
bahan yang ada, terutama humus. Kelembaban yang tinggi pada lapisan humus di
bawah serasah kering menyebabkan kebakaran permukaan juga tidak meningkatkan
suhu pada lapisan bahan organik dan horizon tanah dibawahnya, sehingga
organisme renik di dalamnya tidak mati. Kenaikan suhu tinggi hanya terjadi pada
bagian nyala api dan itupun tidak bertahan lama pada suatu titik tetentu,
sehingga tidak mematikan jaringan batang-batang pohon hutan yang besar. Pada
pohon-pohon kecil dan perdu, api permukaan dapat mematikan bagian kulit kayu
dan bagian kayu masih tetap hidup. Tumbuhan dengan kerusakan semacam ini dapat
bertunas dan tumbuh kembali setelah kebakaran permukaan berakhir, kecuali
kebakaran terjadi berkali-kali.
Kebakaran dalam tanah (ground fire)
Kebakaran dalam tanah terjadi pada jenis tanah yang mempunyai lapisan
bahan organik tebal, misalnya gambut. Bahan bakar berupa tumpukan bahan organik
yang tebal ini pada musim kemarau dapat menurunkan kadar airnya sehingga mudah
terbakar bila ada api. Kebakaran yang terjadi tidak disertai adanya nyala api,
sehingga yang tampak hanya asap yang mengepul pada permukaan lapisan gambut.
Proses kebakaran bergerak sangat lambat sehingga membakar seluruh bahan organik
yang ada di atasnya. Kebakaran tanah mengakibatkan banyak hara yang hilang,
mematikan organisme mikro dan hewan kecil yang hidup di dalam lapisan bahan
organik. Akar-akar tumbuhan juga mati oleh kenaikan suhu yang tinggi.
Kehilangan lapisan gambut dan bahan organik menyebabkan permukaan tanah tidak
terlindung dan akan terjadi peningkatan aliran permukaan bila hujan turun.
Aliran permukaan yang besar akan menyebabkan akibat lanjut berupa erosi,
apalagi bila kelerengan cukup curam.
Kebakaran tajuk (crown fire)
Kebakaran dapat terjadi pada lantai hutan dengan lapisan tumbuhan bawah
yang tebal dan kering, seringkali ditambah banyaknya sisa kayu penebangan atau
mati lainnya. Kebakaran hutan ini akan dengan cepat dapat membakar
bagian-bagian atas hutan, yang mengakibatkan kebakaran tajuk. Pada jenis
tanaman berdaun jarum, kebakaran tajuk terjadi sangat mudah karena kandungan
resin yang tinggi pada bagian-bagian pohonnya. Dengan kondisi oksigen yang
melimpah, kebakaran menimbulkan nyala api yang besar dan dengan mudah bergerak dari satu tajuk ke
tajuk di dekatnya. Panas yang ditimbulkan oleh nyala api yang besar dapat
menurunkan kadar air bahan-bahan tumbuhan di dekatnya sehingga menambah
kecepatan bagian-bagian tersebut terbakar, menjadi kebakaran berbentuk elips
yang besar. Kebakaran tajuk mematikan pohon-pohon dan semak serta tumbuhan
bawah termasuk lapisan bahan organik.
Thanks..
ReplyDelete