Banyak faktor yang diketahui dapat menyebabkan kerusakan hutan, baik
yang berasal dari luar hutan maupun faktor-faktor yang berhubungan dengan
perkembangan hutan itu sendiri. Faktor-faktor penyebab kerusakan hutan dapat
terdiri atas organisme hidup atau faktor-faktor lingkungan fisik.
Berikut
penyebab kerusakan hutan yang digolongkan dalam beberapa kelompok, yaitu :
1. Patogen (penyebab penyakit)
2. Serangga dan hewan hama
3. Faktor lingkungan abiotik
4. Tumbuhan pengganggu
5. Kebakaran
6. Satwa liar dan pengembalaan ternak
Enam kelompok ini dapat disederhanakan menjadi kelompok biotik dan
abiotik. Kelompok biotik yang biasa disebut organisme pengganggu tanaman (OPT),
terdiri dari patogen, serangga dan hewan hama, tumbuhan pengganggu dan satwa
liar termasuk ternak, sedangkan yang termasuk kelompok abiotik adalah faktor
lingkungan abiotik dan kebakaran.
Seuatu faktor dapat menimbulkan kerusakan dalam hutan hana apabila
berada dalam kondisi atau tingkat tertentu. Jenis serangga hama, misalnya
penggerek pucuk mahoni (Hypsipyla robusta) baru menimbulkan kerusakan hutan
bila populasinya melebihi tingkat tertentu. Air dapat meyebabkan kerusakan
apabila berada dalam tingkat ketersediaan yang berlebihan atau kelangkaan. Kerusakan
hutan dapat terjadi oleh satu faktor penyebab, namun banyak kerusakan hutan
yang disebabkan oleh lebih dari satu penyebab yang aktif secara bersama atau
berurutan menurut waktu. Satu faktor dapat bersifat predisposisi yang artinya
membuka peluang bagi faktor penyebab lain untuk menimbulkan kerusakan. Kelembaban
yang tinggi dalam hutan dapat memberikan peluang jamur patogen, misalnya
Corticium salmonicolor berkembang dan menimbulkan kerusakan hutan dalam kondisi
tersebut.
Berdasarkan mekanisme terjadinya kerusakan, banyak faktor yang
berinteraksi sangat cepat dan menimbulkan kerusakan dalam waktu singkat. Kebakaran
hutan tropik yang telah terjadi dibeberapa kawasan di Indonesia dapat menimbulkan
kerusakan yang luas hanya dalam waktu beberapa minggu. Sebaliknya jamur patogen
akan baru menimbulkan kematian pohon beberapa tahun setelah infeksi patogen
terjadi, karena perkembangan kerusakan terjadi melalui proses fisiologi. Salin itu
penularan penyakit dari satu pohon ke pohon yang lain juga berlangsung sangat
lambat.
Sesuai dengan jenis dan sifat-sifatnya, kerusakan hutan mempunyai ciri
yang khusus di antaranya ialah tidak mudah diketahui saat awal terjadinya, kerusakan bervariasi menurut tempat dan waktu dan dampak kerusakan luas.
pengembangan strategi perlindungan hutan seringkali dihadapkan pada
banyak kendala di antaranya :
nilai hutan pada umumnya lebih rendah dibanding pertanaman jenis
perkebunan dan pertanian
secara ekonomi, perhitunfan hasil hutan per hektar per tahun masih di
bawah sektor perkebunan dan pertanian. Nilai rupiah yang tinggi pada saat panen
disebabkan karena merupakan hasil dari area yang luas dan riap yang panjang. Pada
saat terjadi kerusakan, tindakan yang akan dilakukan harus dipertimbangkan
nilai ekonominya;
Luasan yang besar dan bervariasi
Hutan, terutama hutan alam tropik basah, mempunyai hamparan yang luas
dan struktur tajuk yang kompleks dan bervariasi. Beberapa jenis hutan dikelola
secara intensif dan ditata menurut kelas umur. Luasnya hamparan dan bervariasi
kondisi hutan merupakan faktor dominan yang berperan dalam perkembangan hutan. Perbedaan
yang mencolok dapat menimbulkan konsekuensi perbedaan pilihan perlakuan
perlindungan hutan yang dilaksanakan;
Lokasi dan persebaran tidak mudah terjangkau
Lokasi dan persebaran hutan seringkali merupakan kendala, terutama bila
kawasan hutan berada pada daerah dengan topografi yang curam. Bila perlakuan
perlindungan hutan dilaksanakan secara langsung, misalnya pemadaman kebakaran,
maka lokasi yang sulit dijangkau akan merupakan faktor kendala yang sangat
berarti;
Umurnya panjang
Hutan terbentuk dan berkembang dalam kurun waktu yang lama dalam proses
yang disebut suksesi. Lama waktu pembentukan dan perkembangan hutan sangat
bervariasi tergantung dari tipe hutan. Hutan alam dikenal terbentuk dan
berkembang dalam kurun waktu yang sangat lama, sementara hutan tanaman dapat
berotasi dalam waktu relatif pendek misalnya 5 – 15 tahun.
0 komentar:
Post a Comment