Hubungan Ilmu Kehutanan, Ilmu Geodesi dan Ilmu Kartografi




Tak dapat dipungkiri bahwa peran ilmu ukur lahan dan ilmu pemetaan (Geodesi dan Kartografi) telah memberikan sumbangsih yang tidak sedikit dalam kegiatan pemantapan kawasan hutan negara. Sumbangsih cukup besar adalah pada pengukuran batas dan pemetaan sumberdaya hutan sampai pembangunan sistem informasi spasial kehutanan berbasis komputer.
Ilmu Geodesi tidak lain adalah ilmu posisi yang menuntut ketelitian tinggi. Sesuai misi dan tujuannya dalam penentuan posisi, kawasan hutan dapat digambarkan secara detail di atas kertas yang dikenal dengan nama peta. Karena dengan diketahuinya posisi koordinat suatu lokasi hutan berarti lokasi tersebut dapat diketahui batas-batasnya yang mengacu sistem koordinat nasional atau sistem koordinat dunia.

Keterhubungan antara ilmu geodesi dengan ilmu kehutanan dapat pula dijelaskan dari sudut pandang kompetensi keahlian. Diandaikan seorang Geodet murni diminta untuk merencanakan atau memetakan kawasan hutan menurut status dan fungsi hutan, tentunya akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas tersebut. Sebaliknya seorang Forester murni tanpa dibekali ilmu pengukuran dan pemetaan yang memadai, tentunya akan menghadapi kendala dalam menyelesaikan tugas pengukuran dan pemetaan yang dibebankan kepadanya sesuai kaidah-kaidah yang berlaku.  Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam menciptakan SDM sarjana kehutanan di masa mendatang, perlu dibekali ilmu dan keterampilan SURTA yang cukup memadai.
Pemahaman Ilmu Geodesi dan Ilmu Kartografi secara parsial dan sebatas pengenalan (kurang memadai) oleh SDM sarjana kehutanan, sesungguhnya akan memberikan dampak yang tidak diharapkan dalam pelaksanaan pemantapan kawasan hutan. Seorang surveyor hutan tidak hanya harus mampu mengukur atau membidik alat ukur saja, melainkan harus pula mampu menjadi mapper yang baik. Seorang surveyor atau mapper tidak hanya mampu mengerti menggunakan alas analisis (software) komputer pengolah data koordinat atau alat pembuat peta saja, tetapi harus pula mampu memahami prosesnya secara teoritis.

0 komentar:

Post a Comment