Dasar-Dasar Pengetahuan Manajemen Hutan
Komponen Pendukung dalam Manajemen Kehutanan yaitu :
- Konsep Tegakan dan Hutan
- Konsep Slvikultur & Struktur tegakan
- Riap (Pertumbuahan Pohon)
- Konsep Rotasi dan Daur
- Konsep Hutan Ideal
- Konsep Kelestarian Hutan
Tegakan (Stand) adalah kesatuan pohon-pohon atau
tumbuhan lain yang menempati suatu areal tertentu dan yang memiliki komposisi
jenis (species), umur, dan kondisi yang cukup seragam untuk dapat dibedakan
dari hutan atau kelompok tumbuhan lain di sebelah atau sekitar areal
tersebut
Tegakan Seumur (Even-aged
stand) adalah tegakan yang terdiri dari pohon-pohon yang berumur sama atau
paling tidak berada dalam kelas umur yang sama.
Tegakan tidak Seumur (Uneven-aged
stand) adalah tegakan yang terdiri dari pohon-pohon dengan perbedaan umur
antara pohon yang paling tua dengan pohon yang paling muda paling sedikit
sebesar tiga kelas umur.
Kelas
umur (age class) adalah salah satu dari rangkaian selang (interrval) waktu
yang menyusun rentangan umur (life span) pohon hutan. Jadi rentangan umur pohon
hutan dibagi ke dalam beb erapa selang waktu.
Dinamika
suatu tegakan didasarkan atas prinsip-prinsip ekologi yang telah memberikan
sumbangan kepada sifat dasar dari tegakan tersebut, seperti suksesi, kompetisi,
toleransi,dan konsep zona optimum. Faktor-faktor inilah yang secara lansung
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dari tegakan yang dibangun
Dinamika Tegakan
Suksesi tumbuhan
adalah pergantian suatu komunitas tanaman pada suatu areal oleh komunitas
tanaman lain.
Kompetisi adalah suatu
proses yang bergerak maju karena setiap spesies memiliki kemampuan yangberbeda
dalam suatu lingkungan tertentu, dan spesies yang kurang mampu mengadakan
penyesuaian akan hilang dari persaingan.
Toleransi dalam
kehutanan diartikan sebagai kapasitas relatif suatu pohon untuk bersaing dalam
keadaan cahaya yang rendah dan persaingan akar yang tinggi.
Sistem Silvikultur
:
Sistem Silvikultur
Tebang Habis
Keuntungan :
Operasi pembalakan
terkonsentrasi di areal kecil, tetapi volume kayu besar
Kerusakan akibat
pembalakan terhadap tegakan mudah dicegah
Kerusakan pohon akibat
tumbang oleh angin dihindari
Tanaman baru terdiri
jenis intoleran, bebas persaingan dengan tegakan tua
Metode sederhana,
praktis, dan mudah
Tegakan seumur, murni,
dan teratur, tumbuh cepat
Pelaksanaan dengan
tumpangsari dapat meningkatkan pendapatan masyarakat di sekitar hutan
Sistem Silvikultur
:
Kerugian Tebang
Habis :
Memusnahkan penutup
tanah, iklim mikro berubah, lahan terbuka, gulma tumbuh meluas
Perlindungan terhadap
erosi berkurang, juga tanah mudah lonsor terutama pada lapangan miring
Secara estetika kurang
baik pemandangannya
Bahaya kebakaran
meningkat karena angin dan panas terik
Tidak semua jenis dan
ukuran pohon laku dijual
Hutan baru yang seumur
dan murni kurang resistent terhadap penyakit, hama, dan kebakaran
Terbentuk humus yang
susunanya didominasi oleh unsur tertentu
Unit cost penanaman
per ha lebih mahal
Sistem Silvikultur
:
Sistem Silvikultur
Tebang Pilih
Keuntungan :
Perlindungan terhadap
tempat tumbuh dan permudaan
Terjadi penutupan
tajuk vertikal
Perlindungan terhadap
hama dan penyakit
Secara estetika lebih
baik
Permudaan alam jenis
toleran dipermudah
Penyesuaian dengan
situasi pasar kayu
Tegakan tak seumur
lebih baik bagi habitat satwa
Menjamin kelestarian
produksi pada kawasan kecil
Penjarangan dapat dilakukan
simultan dengan pemanenan
Unit cost permudaan
per ha lebih murah
Sistem Silvikultur
:
Kerugian Tebang
Pilih:
Produksi kecil, tetapi
areal penebangan luas sehingga pengangkutan mahal
Kerusakan terhadap
tegakan sisa
Memusnahkan sumber
plasma nutfah/genetika yang baik
Bentuk pohon kurang
baik karena ruang tumbuh luas pada umur tua
Permudaan jenis
toleran lebih banyak dari pada intoleran
Memerlukan kecakapan
profesional tinggi dari pelaksana
Tertutup terhadap
penggembalaan ternak
Kurang menyerap tenaga
kerja dalam operasinya
Permudaan alam lebih
sulit diatur, demikian pula tindakan pemeliharaan/pembebasan.
Kegiatan
Silvikultur
Praktek silvikultur
tersebut berupa:
Pengendalian komposisi
tegakan
Pengendalian kerapatan
tegakan
Pembangunan areal
yang tidak produktif
Perlindungan hutan
Pengendalian rotasi
dan siklus tebang
Tercapainya efisiensi
kerja
Perlindungan tanah dan
manfaat tidak lansung hutan
0 komentar:
Post a Comment